James Riady Prihatin Banyak Hunian Tak Layak: Kita Butuh Lebih dari Sekadar Rumah Murah!
CEO Lippo Group, James Riady, mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap kondisi perumahan di Indonesia yang menurutnya masih jauh dari layak huni bagi jutaan keluarga. Dalam pernyataannya di Plaza Semanggi, Kamis (12/6/2025), James menyebut lebih dari 12 juta keluarga di Indonesia masih tinggal di hunian sempit, darurat, dan tidak aman.
“Bayangkan membesarkan anak-anak di satu ruangan kecil tanpa jendela, tanpa tempat belajar, tanpa ruang untuk tumbuh. Itu bukan sekadar soal kenyamanan, tapi soal martabat manusia,” ujar James.
Ia menekankan bahwa banyak keluarga terpaksa tinggal di gubuk darurat atau kamar sewa sempit yang tidak memberikan privasi maupun rasa aman. “Bagi keluarga miskin, setiap musim hujan berarti potensi kehilangan tempat tinggal, dan setiap hari yang panas bisa berarti kepanasan dalam ruangan pengap dan sesak,” tambahnya.
Baca Juga: James Riady Akhirnya Kembalikan Dana ke Konsumen Meikarta Total Rp3,5 Miliar
James juga menyoroti bahwa kesenjangan perumahan bukan hanya data statistik, melainkan realitas pahit yang dihadapi masyarakat setiap hari. Oleh karena itu, ia mendorong agar program perumahan terjangkau tidak sekadar menjadi proyek infrastruktur, tetapi gerakan sosial bersama.
“Kita butuh lebih dari sekadar rumah murah. Kita butuh rumah yang memberi harapan. Saya bicara ini sebagai warga negara yang prihatin,” tegasnya.
James menyerukan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil dalam mempercepat pembangunan rumah layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, sebagai bentuk pemulihan martabat dan peningkatan kualitas hidup.
下一篇:Jokowi Minta Maaf Jelang Masa Jabatan Presiden Berakhir, Ini Tanggapan Gibran
相关文章:
- Menko Polhukam Bakal Pimpin Upacara Pemakaman Wapres ke
- Korupsi BTS Kominfo, Kejagung Sita Mobil BMW hingga Uang Rp10 Miliar
- Asyik Main di Pantai, Pasir Mendadak Runtuh Mengubur Gadis 7 Tahun
- Bocah Selamat Usai Diracun di Bekasi Ditangani KPAD : Hilangkan Trauma dan Memori Negatif
- Polisi Belum Akan Periksa UAS Soal Viral Video Salib
- Makin Informatif, Badan Geologi Terbitkan 30 Peta Geologi Indonesia
- Jepang Rilis Visa Digital Nomad 6 Bulan untuk 49 Negara, RI Termasuk?
- Kasus Penipuan Undangan Pernikahan, Polisi: Modus Penipuan Baru
- Bukan Kaesang, Gerindra Ungkap Sosok Santri Jateng Bakal Jadi Calon Pendamping Ahmad Lutfhi
- VIDEO: Kapan Kita Perlu Cek Jantung untuk Deteksi Dini?
相关推荐:
- Jadi Pemicu Ketidakpuasan, Prabowo Didorong Soroti Masalah Pengangguran dan Harga Pangan
- 5 Bahan Dapur Pengusir Cicak, Murah dan Ampuh
- Tata Cara Baca Surat Yasin di Malam Nisfu Syaban dan Niatnya
- Waspada, Ternyata Ini Penyebab Kasus DBD di Indonesia Naik
- MK Ubah Aturan Ambang Batas Pilkada, Parpol Bisa Usung Cagub Tanpa Punya Kursi DPRD!
- Perkara Kasus Gagal Ginjal Akut PT Afi Farma Dilimpahkan ke Kejagung
- Essity Perkuat Kemitraan Strategis dengan Pemerintah Indonesia Atasi Resistensi Antimikroba (AMR)
- Presiden Jokowi Jawab Permintaan Ibu Bharada E: Singgung Intervensi Proses Hukum
- Jokowi Minta Maaf Jelang Masa Jabatan Presiden Berakhir, Ini Tanggapan Gibran
- KPU Tegaskan Tetap Jalankan Pemilu 2024, Hasyim Asy'ari: Kita Ada Dasar Hukumnya!
- Ketua Umum IM57+ Dorong Pansel Pilih Pemimpin KPK yang Luar Biasa
- KPK Geledah Kantor Ditjen Minerba Kementerian ESDM Terkait TPPU eks Gubernur Malut
- Seleksi Calon Terus Bertambah, Pansel: Jumah Pendaftar Capim KPK 253 dan Dewas 171
- Tambah 1 Tim, Basarnas Perluas Area Pencarian Hari Ketiga Hilangnya Kapal LCT Cita XX
- Dukung Peningkatan Mutu Pendidikan di Daerah, BRI Ajak Guru se
- KPK Geledah Kantor Ditjen Minerba Kementerian ESDM Terkait TPPU eks Gubernur Malut
- PP Presisi Aktif Beri Dampak Sosial Lewat Distribusi Bantuan Pangan
- Gugat Midjourney, Disney hingga Universal Muak Sama Karya AI
- FK Undip Akui Belum Ada Batasan Jam Kerja PPDS, di AS 80 Jam Per Minggu
- FK Undip Akui Belum Ada Batasan Jam Kerja PPDS, di AS 80 Jam Per Minggu