您的当前位置:首页 > 焦点 > Penjualan Otomotif Amblas, OJK Bilang: Jangan Panik Dulu 正文
时间:2025-05-21 00:14:17 来源:网络整理 编辑:焦点
Warta Ekonomi, Jakarta - Penurunan penjualan kendaraan bermotor sepanjang 2024 yang mencapai lebih d quickq免费下载
Penurunan penjualan kendaraan bermotor sepanjang 2024 yang mencapai lebih dari 13% memberikan tekanan signifikan pada portofolio pembiayaan nasional. Pasalnya, sektor otomotif masih mendominasi kontribusi industri multifinance.
Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa proyeksi pertumbuhan industri pembiayaan nasional pada 2025 tidak mengalami koreksi. Regulator menilai peluang pertumbuhan tetap terbuka luas apabila pelaku usaha mampu memperkuat strategi diversifikasi.
"Penurunan penjualan otomotif berdampak pada pembiayaan karena sektor ini masih dominan dalam portofolio multifinance. Namun, prospek industri tetap terbuka melalui diversifikasi ke sektor produktif seperti alat berat, energi terbarukan, dan kendaraan listrik," ujar Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), dalam Lembar Jawaban Tertulis yang diterima Selasa (20/5/2025).
Baca Juga: Trump Naikkan Tarif, Multifinance RI Kena Getahnya
OJK menilai pelaku industri perlu memperkuat manajemen risiko, efisiensi operasional, dan tata kelola agar ekspansi pembiayaan berlangsung secara hati-hati dan berkelanjutan. Regulator juga menolak menganggap tekanan dari sektor otomotif sebagai kegagalan dalam strategi diversifikasi.
"Dengan pendekatan adaptif dan kolaboratif, industri multifinance diyakini dapat menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan yang tetap positif," tegas Agusman.
Dari sisi portofolio, data OJK menunjukkan bahwa segmen pembiayaan kendaraan bekas mencatatkan kinerja positif. Hingga Maret 2025, pembiayaan kendaraan bekas tumbuh 13,69% secara tahunan (year-on-year/YoY) dan menjadi salah satu penopang utama di tengah stagnasi penjualan mobil baru.
Meski begitu, perlambatan tetap terjadi pada pertumbuhan piutang pembiayaan secara keseluruhan. Hingga Maret 2025, piutang pembiayaan tercatat tumbuh 4,6% YoY menjadi Rp510,97 triliun. Angka ini menurun dari Februari yang tumbuh 5,92% YoY dan Januari sebesar 6,04% YoY.
Jika dibandingkan Desember 2024, piutang pembiayaan tumbuh 6,92% YoY menjadi Rp503,43 triliun. Pertumbuhan tersebut jauh melambat dibandingkan Desember 2023 yang mencatatkan kenaikan 13,23% YoY.
Merespons kondisi tersebut, OJK menekankan pentingnya penguatan regulasi guna menjaga kualitas kredit dan memperkuat manajemen risiko perusahaan pembiayaan.
Baca Juga: Ekonomi Lesu Awal Tahun, Ini Jurus OJK Kerek Pertumbuhan
"OJK telah menerbitkan POJK Nomor 42 Tahun 2024 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi PVML yang mengatur antara lain kewajiban penerapan manajemen risiko untuk meminimalisir potensi risiko kredit," ujar Agusman.
Selain itu, OJK juga menegaskan bahwa ketahanan sektor multifinance masih relatif terjaga dan tidak ada lembaga pembiayaan yang dinilai berdampak sistemik terhadap sistem keuangan nasional.
"Sesuai best practices, penetapan lembaga keuangan sistemik terutama didasarkan pada kriteria ukuran (size), keterkaitan (interconnectedness), dan kompleksitas (complexity). Berdasarkan hal-hal tersebut, sejauh ini tidak terdapat multifinance yang dinilai berdampak sistemik," jelasnya.
Regulator terus mendorong pelaku multifinance untuk melakukan diversifikasi portofolio ke sektor-sektor produktif sebagai strategi jangka panjang dalam menjaga ketahanan industri.
"Untuk menghadapi tantangan, industri multifinance didorong untuk melakukan diversifikasi ke sektor produktif antara lain seperti alat berat, energi terbarukan, dan kendaraan listrik," ujar Agusman.
Imbas Perang Tarif, Pabrikan China dan Eropa Mau Berinvestasi ke Indonesia, Berapa Nilainya?2025-05-21 00:05
Jadi Korban Penipuan Polisi Gadungan, Pensiunan 69 Tahun Kehilangan Tabungannya Rp108 Juta2025-05-20 23:46
Cerita Hidup Menyepi di Svalbard, Tempat Terpencil di Ujung Dunia2025-05-20 23:31
Termasuk Rusun Terprogram, Pemprov DKI: Seharusnya Kampung Susun Bayam Bisa Segera Dihuni2025-05-20 23:05
Dugaan Bocornya RPH MK soal Usia Capres2025-05-20 22:52
Viva, Brand Kosmetik Lokal yang Pertama Menautkan 'Made In Indonesia'2025-05-20 22:29
Hotman Sebut Teddy Minahasa Tak Ada Kaitan dengan Temuan Barbuk Narkoba di Rumah AKBP Dody2025-05-20 22:25
Garap Market Prancis, Revolut Siapkan Dana Investasi €1 Miliar2025-05-20 22:17
KPK Bantah Adu Cepat dengan Polda Metro Jaya Usut Kasus Syahrul Yasin Limpo2025-05-20 22:00
Dewan Sengketa Indonesia, Gelar Indonesia Dispute Board Forum 2022, Perkenalkan 23 Layanan Baru2025-05-20 21:39
Underpass Manggarai Jadi Langganan Tawuran, Pemkot Dan Polres Jaksel Bakal Gelar Pertemuan2025-05-21 00:10
Spanyol Soroti Bedanya Treatment Dunia Soal Israel dan Rusia: Kita Tak Bisa Membiarkan Standar Ganda2025-05-20 23:48
Budayawan Sebut Anies Baswedan Gak Becus Kerja, TGUPP: Dia Ini Amnesia Apa Ya?2025-05-20 23:38
Hotman Sebut Teddy Minahasa Tak Ada Kaitan dengan Temuan Barbuk Narkoba di Rumah AKBP Dody2025-05-20 23:31
Jalankan Arahan Presiden Jokowi, Pj Gubernur DKI Heru Budi Bakal Fokus Tiga Masalah Ini2025-05-20 23:29
Cara Install WA GB Versi Terbaru2025-05-20 23:12
Waspadai 7 Hewan Ini, Sering Muncul saat Musim Hujan2025-05-20 23:09
Apa Benar Makanan Pedas Bisa Meningkatkan Kekebalan Tubuh?2025-05-20 22:43
FOTO: Ribuan Boneka Beruang Kenang Kematian Anak2025-05-20 22:05
Hakim Agung Gazalba Saleh Ditahan KPK Kasus Suap, KY Segera Periksa Pelanggaran Etik2025-05-20 21:56